Supresor tumor yaitu protein anti kanker p21 banyak ditemukan pada orang-orang yang kebal terhadap HIV AIDS.
Perkembangan HIV - commons.wikipedia.org
Sebuah protein yang lebih dikenal sebagai penekan kanker bisa memungkinkan beberapa orang yang terinfeksi HIV untuk menghentikan virus tersebut untuk selamanya, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian baru.
Produksi berlebihan protein ini yang disebut p21 terjadi pada sekelompok orang yang positif HIV yang jarang mengembangkan AIDS, menurut laporan para ilmuwan dalam pertemuan Himpunan Penyakit Menular Amerika pada tanggal 21 Oktober.
Beberapa pasien HIV yang dijuluki nonprogresor jangka panjang terinfeksi dengan HIV tapi nampaknya kebal terhadap pengaruhnya. Walaupun penelitian telah menunjukkan faktor-faktor yang dapat memisahkan para pasien yang beruntung ini dari kebanyakan pasien HIV, pokok-pokok yang menggarisbawahi resistensi mereka masih harus diteliti dengan seksama. "Ini merupakan kelompok khusus pasien yang secara spontan mampu mengontrol HIV dan tidak sakit karenanya," kata dokter Mathias Lichterfeld dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston yang mempresentasikan data baru tersebut.
Pada studi baru tersebut, para peneliti membandingkan empat kelompok orang yaitu 14 orang yang negatif HIV, 16 orang dengan HIV yang sedang dalam proses, 10 orang dengan HIV yang menjalani perawatan dan 15 orang yang infeksi HIVnya sama sekali terhenti. Kelompok terakhir ini termasuk nonprogresor yang sangat ahli menghentikan infeksi HIV sampai-sampai tidak ada virus yang terdeteksi oleh tes rutin. (Para peneliti memastikan infeksi dengan menguji antibodi terhadap HIV). Para ilmuwan menyebut kelompok pasien tersebut para "pengontrol elit". "Mereka terdiri dari satu atau kurang dari satu persen orang-orang yang terinveksi HIV," tutur Lichterfeld.
Para peneliti memperoleh sel-sel imun yang disebut Sel-sel T CD4 (merupakan sasaran utama HIV) dari semua relawan dan memberikannya ke laboratorium untuk diperiksa. Hasil tes menunjukkan bahwa para pengontrol elit memiliki Sel-sel T CD4 yang menghasilkan 10 hingga 100 kali lipat lebih banyak p21 ketimbang orang-orang yang berada pada ketiga kelompok lain. "Hal itu bukanlah perbedaan kecil. Hal tersebut cukup luar biasa," kata Lichterfeld.
Ketika para peneliti menempatkan sel-sel ini ke piringan laboratorium dan memeriksa serangan HIV, sel-sel yang berisi p21 menghentikan virus tersebut.
"Data ini menunjukkan bahwa protein ini bisa mencegah HIV," kata Lichterfeld. Akan tetapi dia memperhatikan bahwa mekanisme kerja p21 melakukan hal ini dan bahkan bagaimana sel-sel ini menghasilkan jumlah ekstra protein masih belum sepenuhnya dimengerti. Mungkin ada variasi genetik yang terlibat, katanya.
"protein tersebut mungkin menawarkan cara alternatif untuk mengontrol HIV jika kita bisa menemukan cara untuk memanipulasi protein p21 ini pada pasien," katanya. Namun menggunakan p21 sebagai alat mungkin tidak segampang seperti memberikan protein tersebut kepada orang-orang.
"Fakta bahwa peristiwa itu terjadi di alam merupakan sesuatu yang memberikan harapan yaitu anda memiliki sebuah contoh alami," kata Joel Gallant yang merupakan seorang dokter penyakit menular yang ahli dalam HIV di Universitas Johns Hopkins di Baltimore. Walaupun banyak pertanyaan yang perlu dijawab sebelum menemukan cara untuk menggunakan p21 secara klinis, hal ini bisa saja sangat penting suatu hari untuk pengontrolan HIV yang lebih baik," tuturnya.
http://www.idsociety.org/
Perkembangan HIV - commons.wikipedia.org
Sebuah protein yang lebih dikenal sebagai penekan kanker bisa memungkinkan beberapa orang yang terinfeksi HIV untuk menghentikan virus tersebut untuk selamanya, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian baru.
Produksi berlebihan protein ini yang disebut p21 terjadi pada sekelompok orang yang positif HIV yang jarang mengembangkan AIDS, menurut laporan para ilmuwan dalam pertemuan Himpunan Penyakit Menular Amerika pada tanggal 21 Oktober.
Beberapa pasien HIV yang dijuluki nonprogresor jangka panjang terinfeksi dengan HIV tapi nampaknya kebal terhadap pengaruhnya. Walaupun penelitian telah menunjukkan faktor-faktor yang dapat memisahkan para pasien yang beruntung ini dari kebanyakan pasien HIV, pokok-pokok yang menggarisbawahi resistensi mereka masih harus diteliti dengan seksama. "Ini merupakan kelompok khusus pasien yang secara spontan mampu mengontrol HIV dan tidak sakit karenanya," kata dokter Mathias Lichterfeld dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston yang mempresentasikan data baru tersebut.
Pada studi baru tersebut, para peneliti membandingkan empat kelompok orang yaitu 14 orang yang negatif HIV, 16 orang dengan HIV yang sedang dalam proses, 10 orang dengan HIV yang menjalani perawatan dan 15 orang yang infeksi HIVnya sama sekali terhenti. Kelompok terakhir ini termasuk nonprogresor yang sangat ahli menghentikan infeksi HIV sampai-sampai tidak ada virus yang terdeteksi oleh tes rutin. (Para peneliti memastikan infeksi dengan menguji antibodi terhadap HIV). Para ilmuwan menyebut kelompok pasien tersebut para "pengontrol elit". "Mereka terdiri dari satu atau kurang dari satu persen orang-orang yang terinveksi HIV," tutur Lichterfeld.
Para peneliti memperoleh sel-sel imun yang disebut Sel-sel T CD4 (merupakan sasaran utama HIV) dari semua relawan dan memberikannya ke laboratorium untuk diperiksa. Hasil tes menunjukkan bahwa para pengontrol elit memiliki Sel-sel T CD4 yang menghasilkan 10 hingga 100 kali lipat lebih banyak p21 ketimbang orang-orang yang berada pada ketiga kelompok lain. "Hal itu bukanlah perbedaan kecil. Hal tersebut cukup luar biasa," kata Lichterfeld.
Ketika para peneliti menempatkan sel-sel ini ke piringan laboratorium dan memeriksa serangan HIV, sel-sel yang berisi p21 menghentikan virus tersebut.
"Data ini menunjukkan bahwa protein ini bisa mencegah HIV," kata Lichterfeld. Akan tetapi dia memperhatikan bahwa mekanisme kerja p21 melakukan hal ini dan bahkan bagaimana sel-sel ini menghasilkan jumlah ekstra protein masih belum sepenuhnya dimengerti. Mungkin ada variasi genetik yang terlibat, katanya.
"protein tersebut mungkin menawarkan cara alternatif untuk mengontrol HIV jika kita bisa menemukan cara untuk memanipulasi protein p21 ini pada pasien," katanya. Namun menggunakan p21 sebagai alat mungkin tidak segampang seperti memberikan protein tersebut kepada orang-orang.
"Fakta bahwa peristiwa itu terjadi di alam merupakan sesuatu yang memberikan harapan yaitu anda memiliki sebuah contoh alami," kata Joel Gallant yang merupakan seorang dokter penyakit menular yang ahli dalam HIV di Universitas Johns Hopkins di Baltimore. Walaupun banyak pertanyaan yang perlu dijawab sebelum menemukan cara untuk menggunakan p21 secara klinis, hal ini bisa saja sangat penting suatu hari untuk pengontrolan HIV yang lebih baik," tuturnya.
http://www.idsociety.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar